Belajar IT karena Pandemi


Pengalamanku mengajar daring selama Pandemi diawali dengan sebuah pesan dari grup WAG sekolah. 

 Hari itu  kami sedang melaksanakaa kegiatan Ujian  Madrasah. Anak-anak sedang serius mengerjakan soal yang diberikan , tiba- tiba datanglah perintah untuk melakukan pembelajaran dari rumah. Corona virus disease 19 memberikan dampak yang sangat luar biasa untuk dunia pendidikan di Indonesia. Pengumuman untuk belajar dari rumah selama dua minggu dan kami para guru pun mulai bekerja dari rumah. Pelaksanaan ujian Madrasah pun terhenti selama tiga hari, kami para panitia  mulai kebingungan mencari cara bagaimana agar ujian tetap terlaksana meskipun para siswa berada dirumah.

Pandemi membuat para guru untuk melek IT dan membuat guru berinovasi dalam memberikan pelayanan dibidang pendidikan. Edmodo, itulah aplikasi yang disepakati untuk digunakan sebagai media ujian madrasah saat itu. Ujian paper test berubah menjadi online. kerja keras dilakukan oleh panitia untuk mengubah bentuk soal kedalam bentuk online.  Panitia bekerja sama dengan walikelas agar ujian tetap berlangsung dari rumah para siswa. Alhamdulilah , panitia sukses melakukan ujian Online meskipun diberikan waktu yang sangat singkat untuk menyiapkannya. 

Dua minggu berlalu, setelah pengumuman dikeluarkan untuk melakukan pembelajaran dari rumah . COVID 19 belum selesai, pandemi bertambah banyak , korban yang terpapar semakin bertambah, Indonesia semakin kaget , dunia pendidikan khususnya. Keputusan untuk melakukan pembelajaran dari rumah diperpanjang.  Sekolah sepi, tidak lagi ada suara guru menjelaskan materi pelajaran dikelas, tidak ada lagi suara siswa yang bercanda riang di kelas pada jam istirahat, warung di kantin sekolah tutup yang ada hanya gedung sekolah yang dijaga oleh pak satpam.

Perkenalkan Nama saya  marlinah, Saya mengajar mata pelajaran bahasa Inggris di MAN 2 kota Bekasi. Saya mengajar di kelas XI dan XII. Bersyukur sekali,  pada saat diumumkan pembelajaran dari rumah,  bisa kumpul dengan keluarga lebih lama dan tidak tergesa-gesa untuk berangkat pagi kesekolah. Bahasa inggris adalah materi pelajaran yang bisa dipelajari oleh siswa dimanapun dan kapanpun. Mata pelajaran yang tidak mesti gurunya ada didalam ruang kelas. terutama di Era saat ini yang serba internet. Saya memperkenalkan pembelajaran online bahasa ingris sebelum pandemi diumumkan oleh pemerintah. Saya sering menyebutnya pembelajaran di dunia lain kepada anak-anak, karena selain kami belajar di kelas Saya juga menggunakan aplikasi pembelajaran gratis yang bisa digunakan oleh guru dan murid. 

Aplikasi apa itu ?

Ini adalah aplikasi pertama yang saya pelajari dari teman sejawat guru bahasa inggris yang kebetulan juga adalah wakil kepala bidang kurikulum. saya merasa nyaman sekali kala itu menggunakannya. Saya juga tidak merasa dibebani untuk membuat materi dan melakukan penilaian, karena semua sudah dibuatkan oleh aplikasinya. Quipper school , itulah nama aplikasinya. Tugas saya sebagi guru hanya memilih materi-materi yang sudah disediakan oleh aplikasi sesuai dengan kurikulum yang dipelajari disekolah lalu memberikan nya kepada kelompok kelas-kelas yang sudah saya buat dalam aplikasi. sangat mudah pekerjaan saya sebagi guru ketika menggunakannya. Tidak ada beban saya harus mempersiapkan materi karena sudah ada materinya. Setengah tahun berjalan menggunakan aplikasi tersebut selama pandemi. 

Pembelajaran dari rumah ternyata belum terhenti, para guru pun masih harus pintar berinovasi. Pada setengah tahun pandemi pertama merasa nyaman karena sudah menemukan sesuatu yang pas buat saya dalam pembelajaran di masa pandemi, namun, suatu ketika akun quipper yang saya gunakan tiba-tiba tidak bisa dibuka kembali. Akun saya di block dan harus mendaftar ulang. saya mulai panik dan saya mulai bingung. Ada apa? kenapa? dan ko bisa begini ya ?

Setiap hari saya coba untuk mengaktifkannya kembali. Saya coba mengikuti intruksi atau aturan cara mengaktifkan akun saya kembali. Lama saya menunggu respon dari pengelola flatform belum juga ada respon sedangkan pembelajaran masih harus dalam bentuk online atau belajar dari rumah. 

Pengajaran bahasa inggris beralih melalui media WAG dan you tube. Setiap hari WAG berbunyi dan setiap ada jadwal saya harus terus mencari video-video dari you tube yang sesuai dengan materi kurikulum covid. Saya mulai merasa lelah dan letih , serta HP yang saya punya mulai lemot karena terlalu penuh dengan komunikasi dan tugas-tugas siswa. Saya kembali berfikir, bagaimana nih....๐Ÿ’“๐Ÿ’“๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…๐Ÿ˜…๐Ÿค” jika begini terus HP akan ngehang,...10 kelas menggunakan WAG di HP yang sama belum lagi WAG - WAG yang lain seperti WAG orang tua siswa, WAG sebagai walas , WAG menulis , WAG alumni. Semuanya hampir setiap hari berbunyi dan ratusan pesan yang terdapat didalamnya   dan beberapa gambar yang jika dibuka akan membuat memori penuh. 

Suatu ketika iseng-iseng saya  lihat grup menulis yang ada di Hp, muncullah flyer yang mengajak para guru untuk mengajar inovatif menggunakan akun microsoft office. Tanpa ragu saya langsung mendaftar dan mengikuti pelatihan tersebut. Melalui grup tersebut saya belajar bagaimana cara menggunakan zoom. Zoom adalah sesuatu yang baru buat saya. Saya belum pernah menggunakannya. Saya mencari informasi di google cara menggunakan zoom dan menginstalnya di laptop saya, saya juga mencari tuntunan cara menginstalnya didalam video you tube. yeaaaah... senangnya hati karena akhirnya berhasil menginstal dan bisa di gunakan.  Saya pun bisa mengikuti pelatihan microsoft office dengan zoom. Saya mulai belajar ilmu baru dengan para pengajar yang keren dan cukup sabar dalam mengajarkan ilmu IT kepada saya. Widiih keren ternyata  menggunakan microsoft office itu asyik. Guru bisa mengajak para siswanya untuk berinteraksi secara langsung dalam belajar. Sungguh sangat menarik sekali buat saya karena guru bisa membuat LKPD nya dan dapat langsung dikerjakan oleh siswa secara bersamaan. Pelatihan pun selesai dilaksanakan, giliran para gurunya untuk mengaplikasikannya dalam mengajar para siswa didik nya. Jreng-jreng-jreng .....kebingungan saya muncul kembali. bagaimana saya mendaftarkan akunnya untuk bisa menggunakannya bersama para murid saya disekolah? saya konsultasikan dengan gur IT di sekolah. Dia juga belum faham. Dia belum mengerti.Ilmu yang saya dapat dari pelatihan , ilmu IT yang sangat menarik belum bisa saya pergunakan. Saya masih menggunakan pengajaran menggunakan WAG. 

Di waktu senggang dari tugas rumah dan sekolah, masih dalam keadaan WFH ( work from home), seperti biasanya membuka dan membaca-baca pesan yang masuk didalam beberapa WAG yang ada didalam HP. Beberapa flyer bermunculan , mengajak para guru inovatif untuk mengikuti pelatihan. Saya memilih pelatihan IT menggunakan google classroom dalam mengajar inovatif. pelatihan yang diberikan secara kepada para guru. 

Pembelajaran menggunakan akun google juga sangat mudah dan menarik.  Dalam pembelajarn menggunakan google clasroom, guru tidak harus membuat akun lagi, guru hanya menggunakan akun gmail yang sudah dimiliki, memanfaatkan yang sudah ada. saya coba untuk mempraktekkannya, saya coba membegikannya kepada para peserta didik yang saya ajarkan disekolah. Saya mengundang mereka untuk bergabung kedalam kelas yang sudah saya buat di Google classroom. Satu persatu mereka masuk kedalam kelas yang saya buat, hingga pada akhirnya 10 kelas sudah terbuat dan sudah memiliki peserta didik.  Beruntungnya saya ada di kota, sehingga sinyal untuk melakukan pembelajaran disini tidak mengalami masalah. Anak-anak dapat mengakses internet kapan saja dan dimana saja. Bagi anak-anak yang kurang mampu, diberikan paket intenet gratis oleh sekolah sehingga mereka dapat melakukan pembelajaran dari rumah dengan baik. 

saya mencoba memberikan beberapa materi yang sudah saya ambil dari internet , baik berupa video maupu bacaan kedalam kelas. Menunggu respon dari mereka , saya membuka-buka bagian-bagian yang ada di dalam akun gmail saya. Tanda titik sembilan disebelah profile akun saya lihat satu demi satu. Saya belajar membuat G form, saya belajar membuat tugas melalui G form. Horeee ....rasa senang dalam hati karena saya akhirnya menemukan satu flatform yang mudah buat saya untuk gunakan dalam pembelajaran online.

Absensi dan sikap anak dalam pembelajaran dapat dilihat melalui ketepatan mereka dalam menyelesaikan tugas dan mengisi link absensi yang diberikan melalui gform yang juga diselipkan dalam Google classroom.

Selama Pandemi berlangsung saya menggunakan google clasroom dan menggunakan beberapa fitur yang ada dalam akun gmail saya. 

Pandemi memberikan dampak yang baik bagi saya untuk belajar, menjadi guru pembelajar. Saya bukan hanya menjadi guru yang mengajar dikelas untuk peserta didiknya tetapi juga menjadi pembelajar, demi memberikan pelayanan yang baik dalam mencerdaskan anak - anak bangsa. 

Mengikuti praktek GILA ( Gali Ilmu lalu amalkan ) dalam bidang IT.  Sebelum pandemi saya merasa bangga jika saya bisa mengajarkan anak secara online melalui satu flatform saja yang ternyata itu bukan apa-apa. . Setelah pandemi banyak sekali pengetahuan IT yang didapat karena saya bisa berlama-lama di depan laptop dan banyak waktu luang.   

ุงู„ุนู„ู… ุซู„ุงุซุฉ ุฃุดุจุงุฑ، ู…ู† ุฏุฎู„ ููŠ ุงู„ุดุจุฑ ุงู„ุฃูˆู„ ุชูƒุจุฑ، ูˆู…ู† ุฏุฎู„ ููŠ ุงู„ุดุจุฑ ุงู„ุซุงู†ู‰ ุชูˆุงุถุน، ูˆู…ู† ุฏุฎู„ ููŠ ุงู„ุดุจุฑ ุงู„ุซุงู„ุซ ุนู„ู… ุฃู†ู‡ ู…ุง ูŠุนู„ู…

“Ilmu itu ada tiga jengkal. Barangsiapa yang masuk jengkal pertama, dia menjadi sombong. Barangsiapa yang masuk jengkal kedua, dia menjadi tawadhu’. Barangsiapa yang masuk jengkal ketiga, dia baru menyadari bahwa dirinya tidak tahu (masih sedikit ilmunya).” (Hilyah Thalibil ‘I



Sumber: https://muslim.or.id/59430-jangan-jadi-penuntut-ilmu-yang-angkuh-dan-sombong.html

 



Komentar